6 Alasan Mengganti Kamera Lama Dengan Yang Baru: Jangan Hanya Karena Terpengaruh Iklan

Apa kamera yang Anda pergunakan saat ini? Canon? Nikon? DSLR? Mirrorless? Apakah Anda kerap merasa sudah saatnya ganti kamera?

Wajar saja. Di masa sekarang dimana khalayak selalu disuguhi informasi komersial alias iklan setiap saat dan lewat berbagai media, tidak akan heran kalau ada saatnya kita merasa terdorong untuk menukar apa yang sudah kita miliki dengan sesuatu yang “lebih baru” atau dianggap “lebih baik”.

Dalam bidang fotografi pun demikian. Para fotografer pun, seperti anggota masyarakat lainnya, selalu harus berhadapan dengan bujukan produsen, terutama dalam hal mengganti gear dan aksesorinya.

Jadi, tidak akan heran kalau ada saat dimana hati kita merasa dan mengatakan bahwa sudah saatnya berganti kamera.

Namun, sebenarnya, hal tersebut harus disikapi dengan kepala dingin. Godaan dan rayuan tersebut seringkali akan mendorong kita merogoh kocek demi sesuatu yang sebenarnya tidak perlu.

Butuh sedikit menelaah ke dalam beberapa hal sebelum memutuskan apakah memang perlu atau tidak kamera yang sudah ada diganti dengan kamera baru, baik dari merk yang sama atau tidak.

Dengan begitu ketika kita memutuskan untuk membeli yang baru, hal itu didasarkan pada pertimbangan yang matang dan uang yang dikeluarkan tidak sia-sia.

Bukan berarti seorang fotografer harus terus menggunakan satu kamera selama hidupnya dan tidak berganti. Hal itu juga pada akhirnya bisa menjadi kontra produktif. Namun, seorang fotografer harus melakukan itu dengan alasan yang jelas dan masuk akal.

Ada setidaknya 5 alasan yang memang membenarkan seorang fotografer mengganti kameranya.

1> Kameranya rusak

Ini alasan paling sahih untuk membeli kamera baru.

Seorang fotografer akan membutuhkan kamera untuk memotret dan membuat foto. Apalagi, jika fotografi merupakan ladang mata pencahariannya.

Jika kamera yang ada sudah rusak, berarti memang sudah saatnya kamera yang ada harus diganti. Kalau tidak, maka ia akan kehilangan sumber nafkahnya dan hal itu sangat buruk.

Memang harus ada uang yang harus dibelanjakan, tetapi hal itu akan lebih baik daripada kehilangan sumber uangnya.

2> Biaya perawatan meningkat

Kamera membutuhkan perawatan, service untuk menjaganya tetap bekerja optimal. Tentunya, untuk merawatnya tidaklah gratis dan tetap ada uang yang harus dikeluarkan dari dompet.

Bila biaya merawat kamera yang ada sudah terlalu besar, baik karena kamera harus berulangkali diservis atau penggantian spare part mahal, ada baiknya untuk mempertimbangkan membeli kamera baru.

Dengan penggantian kamera, maka ongkos perawatan akan kembali ke level minimal dan kita tidak akan dipaksa terus menerus mengeluarkan biaya untuk perawatan.

Ongkos perawatan yang membesar juga bisa menjadi indikasi bahwa kamera sudah tidak bisa lagi diandalkan dan hal itu berbahaya karena sangat mungkin ketika sedang mendapat job, kamera tersebut justru merajuk dan minta diperbaiki.

3> Kebutuhan meningkat

Sedikit tidak jelas batasan tentang “kebutuhan” karena setiap orang berbeda.

Namun, bisa diimajinasikan seperti di bawah.

a) Segmen pasar yang biasa ditangani berasal dari kalangan awam yang merasa cukup melihat foto terang atau jelas saja

b) Segmen pasar yang diincar adalah dari kalangan “atas” yang berani membayar mahal untuk foto yang bagus, tajam, jelas, estetis, atau singkatnya mereka yang melek “fotografi”, meski bukan fotografer

Dalam situasi seperti ini, memang ada yang berpendapat bahwa pakai saja kamera yang ada. Namun, di sana ada resiko bahwa klien bisa menjadi tidak puas dengan hasil yang diajukan karena “keterbatasan” dari kamera yang ada.

Nah, dalam situasi seperti ini, keinginan untuk mengganti kamera bisa berubah menjadi kebutuhan karena adanya tuntutan dari pasar yang baru.

Bila ini terjadi, mengganti kamera lama dengan kamera baru bisa merupakan solusi atau jalan yang tepat untuk dilakukan.

4> Spare part sudah tidak ada

Kamera jenis apapun seringkali membutuhkan pengganti onderdil atau spare part untuk bisa tetap beroperasi.

Sayangnya, para produsen kamera sering menghentikan produksi sebuah tipe kamera dan onderdilnya. Artinya, onderdil pengganti tidak akan bisa lagi ditemukan di pasar atau kalaupun ada maka harganya bisa membumbung tinggi.

Jika, situasi dimana spare part sudah susah ditemukan atau harganya mahal sekali, berarti hal itu bisa jadi pertanda Anda garus ganti kamera.

5> Sudah terlalu tua

Sudah berapa tahun umur kamera yang Anda punya sekarang? 5 tahun? 10 tahun?

Jika, sudah di atas 10 tahun, mungkin ada baiknya Anda segera menyiapkan dana untuk membeli yang baru.

Alasannya?

  • mencari onderdilnya mungkin sudah susah
  • hasil fotonya sangat bisa jadi sudah tidak bisa lagi memenuhi ekspektasi klien

Bagaimanapun zaman berubah. Teknologi juga berkembang. Begitu juga dengan keinginan dan kebutuhan klien terhadap hasil foto dan hal itu sangat bisa jadi tidak bisa lagi dipenuhi oleh kamera yang sudah terlalu tua.

Kapan saatnya? Ada momen dimana Anda akan menemukan saat ini. Salah satunya ketika klien Anda sudah banyak yang komplen tentang hasil foto yang disodorkan kepada mereka.

6> Dananya tersedia

Ini kata kunci dan memegang peranan penting.

Kalau dananya tersedia, apalagi memang uangnya berlimpah, alasan mengganti kamera yang lain bisa diabaikan kalau mau. Toh, kalau memang ada uang berlebih, sah-sah saja kalau mau membeli sesuatu demi memuaskan keinginan sendiri. Tidak ada yang bisa melarang.

Meski alasan ganti kamera yang lain ada, kalau dananya tidak ada juga tidak bisa dilakukan.

Jadi, kalau memang uangnya ada, silakan pertimbangkan untuk mengganti kamera, kalau memang mau dan ingin. Kalau tidak lebih baik lagi karena uangnya bisa dipakai untuk keperluan yang lain.


Mengganti kamera yang lama dengan yang baru bukanlah sesuatu yang haram. Hal itu adalah sesuatu yang biasa dan wajar dilakukan.

Hanya saja, hal itu harus dilakukan dengan dasar pertimbangan yang jelas dan bukan sekedar karena “ingin” saja. Kecuali Anda memang milyuner yang sudah memiliki rekening 10 digit ke atas, ada baiknya ganti kamera dilakukan dengan bijak agar uangnya tidak terbuang percuma.

Kapan tepatnya? Itu yang harus Anda putuskan sendiri karena setiap orang memiliki situasi dan kondisi yang berbeda. Saya hanya bisa memberi sedikit saran saja.

Leave a Comment