Prinsip kehati-hatian merupakan sesuatu yang harus dipegang saat berhubungan dengan informasi yang didapat dari internet. Salah menilai, sangat mungkin kita akan terjebak mempercayai sebuah informasi yang sebenarnya tidak akurat dan bahkan tidak benar.
Prinsip yang sama harus dipegang juga saat mencari dan memilih blog yang tepat untuk belajar fotografi. Pemilihan yang kurang bijak acap kali tidak akan membantu perkembangan skill kita dalam dunia ini.
Kenapa?
Karena kenyataannya, tidak semua artikel atau tulisan terkait fotografi ditulis oleh mereka yang paham tentang itu. Lucunya, bahkan ada juga yang dibuat oleh orang yang bahkan tidak tahu fungsi Aperture atau Shutter Speed.
Tumbuhnya jumlah peminat fotografi sejak memasuki era digital menghadirkan sebuah pasar tersendiri yang diincar banyak orang, salah satunya kalangan pembuat konten. Banyak dari mereka yang karena ingin mendapatkan perhatian atau pembaca membuat tulisan yang sebenarnya tidak mereka kuasai atau di luar bidang mereka.
Dengan kemampuan menulis, banyak penulis konten melakukan penulisan ulang dari sumber lain tentang berbagai teknik, tips, dan trik tentang memotret. Padahal, pada realitanya, mereka bahkan tidak pernah memotret atau tahu fungsi Segitiga Exposure.
Tulisan ini sangat banyak beredar di website atau blog. Dan, dengan kemampuan menulis secara SEO Friendly, banyak dari tulisan mereka yang nangkring di halaman hasil pencarian (SERP – Search Engine Page Result) ketika kata kunci terkait hal itu dimasukkan ke kotak pencarian Google.
Meski “terasa” benar, tulisan-tulisan seperti ini sebenarnya sangat bisa menyesatkan karena penulisnya tidak paham apa yang ditulisnya. Kerap juga mereka memberi kesan yang salah terhadap banyak hal.
Untuk itulah, siapapun yang hendak belajar fotografi dengan serius, secara otodidak, ada baiknya melakukan sedikit pemilahan terhadap sumber informasi dan pengetahuan yang dibaca.
Butuh sedikit usaha dan ketelitian, tetapi akan lebih menghemat waktu dibandingkan sudah capek membaca, tetapi tidak ada hasilnya.
Beberapa cara sederhana ini bisa diikuti untuk memilah dan memilih websit/situs atau blog yang hendak dipakai untuk belajar fotografi.
1> Tidak menjanjikan hasil instan
Banyak tulisan di berbagai blog dibuat dengan judul bombastis, seperti
- Tips membuat foto Anda menjadi luar biasa memukau
- Cara menguasai teknik bokeh dengan hasil yang luar biasa
- Cara cepat membuat foto yang menarik perhatian dan mengundang LIKE
Nah, saran saya, abaikan saja tulisan-tulisan yang seperti ini. Mereka menjanjikan hasil yang instan dan sayangnya, untuk menghasilkan foto yang bagus tidak bisa instan.
Untuk menghasilkan foto yang baik membutuhkan waktu dan proses untuk belajar dan berlatih. Tidak ada yang cepat, semua butuh waktu.
Tidak bedanya seorang atlet yang ingin bisa memecahkan rekor, mereka hanya bisa melakukannya dengan proses berlatih. Begitu juga dengan memotret. Untuk menghasilkan foto yang bagus butuh latihan yang banyak.
Jadi, kalau ada yang menjanjikan bisa mendapat hasil secara cepat, berarti mereka sedang beromong kosong dan mereka tidak paham tentang hal itu.
2> Memajang hasil karyanya sendiri
Banyak sekali blog yang memberikan tutorial fotografi, tetapi memajang foto yang bukan hasil karya penulis/bloggernya. Banyak yang sekedar memakai foto gratisan dari Pixabay, Pexels, atau sumber lainnya.
Ada juga yang mengambil dari website lain.
Kalau menemukan blog yang seperti ini, beri perhatian sedikit saja. Penulisnya mungkin paham teorinya sedikit, tetapi dia sangat mungkin tidak pernah mempraktekkan teorinya.
Bagaimanapun, fotografi bukanlah sekedar teori. Tidak ada yang menjadi pandai memotret hanya dengan membaca buku teori. Fotografi butuh praktek. Dan, bagaimana bisa mempercayai pengetahuan yang dibagikan kalau si penulis tidak memperlihatkan bagaimana hasil prakteknya.
Sangat bisa jadi juga, penulisnya hanya mencomot dan menulis ulang dari website atau situs lainnya. Kalau diikuti, artinya kita belajar dari orang yang sebenarnya tidak bisa memotret.
Lucu kan?
Jadi, pilih blog yang bloggernya berani memajang hasil jepretannya sendiri

3> Yang spesifik lebih baik
Memang manusia merupakan makhluk yang multi talent. Mereka bisa menguasai banyak keahlian sekaligus. Kadang, semua kebisaan dia dituliskan di internet, sehingga blognya berisi beragam topik.
Blog yang seperti ini masih bisa dipertimbangkan, karena tetap sangat mungkin banyak orang yang “bisa” memotret tetapi juga suka hal lainnya. Syaratnya penulisnya memenuhi poin 1 dan 2.
Kalau tidak abaikan, kemungkinan besar mereka hanya mengejar trafik pengunjung saja dan belum tentu benar-benar bisa berbagi ilmu memotret.
Namun, ada baiknya memilih yang memang spesifik dan membahas tentang fotografi. Biasanya blog jenis ini akan memberikan pemahaman yang mendalam karena bloggernya bergelut di bidang itu.
4> Tidak penuh dengan ulasan/review kamera
Fotografi butuh kamera, tetapi Anda tidak akan bertambah pintar dalam memotret di toko kamera.
Kemampuan Anda tidak berkembang kalau hanya sekedar membahas kamera keluaran terbaru, prosesor yang lebih cepat, atau lensa yang begini dan begitu.
Ulasan atau review kamera lebih cocok untuk mereka yang hendak membeli kamera, bukan meningkatkan skill memotret.
Jadi, kalau ada blog yang penuh dengan review atau ulasan kamera, pandang saja Anda sedang berada di toko kamera. Tentunya, bukan tempat yang baik untuk belajar fotografi.
5> Rekomendasi
Bila masih sulit menentukan blog untuk belajar fotografi yang baik, silakan minta rekomendasi dari rekan yang bergelut di bidang itu.
Ada banyak kok. Blog yang cocok untuk belajar dalam bahasa Indonesia ada Belfot (Belajar Fotografi) , Info Fotografi, dan banyak lagi lainnya. Kalau dalam bahasa Inggris, ada terlalu banyak untuk disebutkan.
6> Tidak membahas terlalu banyak tentang editting/manipulasi image
Fotografi berbeda dengan digital imaging. Kalau sebuah blog hanya berisi tentang cara mengedit foto atau memakai photoshop, mungkin bukan tempat yang tepat untuk belajar.
Post processing, proses setelah memotret memang diperlukan, tetapi inti utama fotografi adalah memotret dengan kamera, dan bukan memanipulasi image dengan komputer.

Kenapa saya menuliskan tentang hal ini? Karena saya banyak mengalami kecele saat membaca tutorial fotografi yang ditemukan lewat internet.
Banyak sekali yang setelah saya paham lebih banyak ternyata ngawur. Yang terjelek adalah karena biasanya kita jadi terdorong untuk memandang menjadi fotografer (menghasilkan foto yang baik) itu bisa cepat dan mudah, padahal butuh waktu dan proses yang lumayan panjang.
Bahkan, saya juga menemukan sebuah tulisan tentang 10 kamera terbaik buatan seorang blogger terkenal Indonesia yang ngawur.
Kenapa begitu? Karena sepertinya tulisan itu dibuat sekedar dengan memakai referensi dari sumber lain saja, yang menulisnya sendiri terlihat tidak paham tentang dunia fotografi. Ia hanya comot sana sini saat membuat tulisannya.
Jadikan, luangkan waktu Anda sejenak untuk memilih dan memilah blog untuk belajar fotografi. Lebih baik repot di awal daripada Anda membuang waktu di tengah jalan dan kebingungan sendiri.