Seorang fotografer yang memang menekuni bidang ini untuk mencari uang, tentu harus melakukan yang namanya promosi. Suka atau tidak suka, ia harus memperkenalkan diri dan menawarkan jasanya kepada khalayak dan berharap ada yang tertarik menggunakan jasanya.
Salah satu cara yang paling mudah dan paling murah adalah dengan melakukan promosi di medsos, media sosial, seperti Facebook, Instagram, atau Tiktok. Media sosial – media sosial itu memiliki jangkauan yang luas dan akan menguntungkan.
Cara yang paling umum adalah dengan memajang hasil jepretan, yang dianggap terbaik. Akun medsos dijadikan semacam portofolio untuk menggugah minat calon pengguna jasa (yang mungkin melihat).
Semua melakukannya.
Dan, disitulah masalahnya.
Kalau sekedar pamer foto saja, maka semua orang melakukannya. Bukan hanya fotografer, tetapi masyarakat awam pun mengerjakannya. Setiap menit, setiap jam akan selalu saja ada yang posting foto hasil jepretan mereka.
Seberapapun bagus hasil jepretan kita, maka biasanya hanya mengundang jempol menekan tombol LIKE saja. Setelah sehari dua, biasanya para pengguna medsos sudah akan melupakan dan beralih pada posting yang baru.
Tidak ada ikatan yang terjadi lah yang menyebabkan posting foto seseorang dengan mudah terlupakan.
Untuk itulah, jika memang berniat promosi di medsos membawa hasil, setidaknya ikatan dan ketertarikan, sebaiknya, seorang tukang foto, ef fotografer sebaiknya jangan hanya sekedar memajang dan pamer foto saja.
Coba lakukan beberapa langkah lagi, seperti
- memberi informasi pada caption : jadi pembaca bisa membawa pulang “sesuatu” meski hanya sekedar data lokasi dimana pemotretan dilakukan
- memberi tips/saran : gabungkan foto dengan beberapa ratus kata berisi cara menghasilkan foto sebagus itu agar pemirsa foto mendapatkan sesuatu yang bermanfaat dan bukan sekedar mengagumi keindahan hasil jepretan saja
- jangan hanya foto : FB dan Insta saja sekarang sudah menyediakan reel atau video pendek, mengapa tidak dipergunakan untuk memberi tutorial singkat kepada pemirsa
- nomor kontak di caption : jangan pernah lupa mencantumkan nomor telpon, email, atau alamat di caption foto agar ketika pemirsa membutuhkan jasa, mereka tahu harus menghubungi siapa
- buat fan page : kemudian isi dengan berbagai tips kecil terkait dunia fotografi dan gabungkan dengan penggunaan reel atau video pendek, selain pamer foto juga
Baca juga
Saya sendiri sudah mempraktekkan semua yang di atas. Secara rutin, saya mengubah akun FB pribadi menjadi ruang belajar fotografi yang isinya berupa tips-tips kecil, seperti cara memotret dengan ponsel. Kemudian, saya tambahkan dengan reel berupa video tentang banyak hal.
Hasilnya, saya mendapatkan bukan hanya lebih banyak LIKE, tetapi juga penggemar setia yang selalu menunggu jadwal posting terbaru. Bahkan, ketika saya hiatus sekalipun, mereka tetap menunggu.
Belakangan, ketika saya mulai menerjuni sisi bisnis lebih dalam lagi, tidak butuh waktu lama untuk mendapatkan job.
Semua itu karena saya melakukan promosi di medsos dengan menerapkan prinsip “bukan sekedar pamer foto” seperti yang banyak dilakukan. Saya mencoba menerapkan pengetahuan sebagai marketing dan hasilnya lumayan banget.
Bagaimana dengan Anda? Apakah masih meneruskan cara lama dengan pamer foto? Kalau boleh saya sarankan, coba ubah dan bertindak sedikit lebih kreatif. Anda akan heran dengan hasilnya jika semua dilakukan dengan konsisten.
Foto karya : Arya Fatin Krisnansyah – LB Digital (Lovely Bogor Digital
Lokasi : Curug Cikaracak, Kabupaten Bogor