Shutter speed atau kecepatan shutter adalah satu dari tiga pilar utama fotografi, dua lainnya adalah ISO dan Aperture. Ketiga anggota segitiga exposure atau segitiga fotografi ini memang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain karena saling berkaitan dan saling mempengaruhi.
Penggunaan shutter speed sangat penting karena bisa menghasilkan banyak sekali efek dalam sebuah fot, sebutlah mulai dari daramatis, misteri, atau membekukan sebuah obyek yang sedang bergerak.
Tidak rumit sebenarnya, tetapi karena dalam kata-kata maka terkadang menjelaskannya menjadi agak panjang dan terkesan berbelit.
Apa itu Shutter pada Kamera?
Semua kamera memiliki shutter atau penutup atau tirai dalam bahasa Indonesianya. Tidak ada kamera yang tidak memiliki shutter.
Shutter itu berbentuk bilah-bilah yang bisa membuka dan menutup. Pada saat jari seorang fotografer menekan tombol “shutter release” maka bilah-bilah itu akan terbuka untuk beberapa saat dan membiarkan cahaya masuk mengenai sensor.
Bisa dikata shutter adalah pemisah antara sensor dan cahaya.
Lihat gambar di bawah ini untuk mengetahui seperti apa shutter itu (pada kamera DSLR).
Pada kamera smartphone, yang ukurannya kecil, tentunya bentuk shutter hampir tidak kelihatan. Tetapi, tetap saja kamera smartphone pun memiliki shutter.
Apa itu Shutter Speed pada Kamera?
Shutter speed (kecepatan shutter) atau kerap juga disebut exposure time adalah lama waktu si shutter kamera dalam kondisi terbuka.
Prinsip dasarnya adalah semakin lama shutter terbuka, maka semakin banyak cahaya yang akan mengenai sensor. Begitu juga sebaliknya, semakin cepat sang shutter terbuka, maka semakin sedikit cahaya yang diterima sensor.
Sebuah foto yang kurang cocok shutter speednya dengan ISO atau Aperturenya bisa menjadi gelap karena kurang cahaya, atau under exposure. Begitu pula kalau settingan shutter speednya terlalu lama, bisa jadi terlalu terang atau menjadi blur.
Penggunaan lainnya pada sisi kreatif adalah seperti menggunakan shutter speed yang cepat untuk membekukan obyek atau lambat untuk menciptakan efek blur. Masih banyak penggunaan lain dari shutter speed dalam sisi kreatifitas, tetapi pada dasarnya tetap mengenai pengaturan volume cahaya yang diharapkan diterima oleh sensor kamera.
Ukuran Shutter Speed pada Kamera
Shutter speed atau lama bukaan diukur dalam satuan detik (angka bulat dan pecahan). Contohnya :
- 1/4000 : seperempatribu (detik)
- 1″ : 1 detik (tanda petik dua di atas menunjukkan detik/bulat)
- dan seterusnya
Rentang shutter speed pada kamera digital masa kini bervariasi, tetapi mayoritas berada pada titik 1/4000 detik dan 30″ (detik).
Penggunaan Shutter Speed
Ada banyak cara penggunaan shutter speed dalam fotografi, mulai dari sekedar memastikan gambar jelas dan tajam, terang dan gelap, hingga menghasilkan efek-efek blur untuk menambah nilai artistik sebuah foto.
Underexposure (Gelap) VS Overexposure (Terang)
Terang versus gelap. Tidak ada patokan pasti tentang hal ini dan akan tergantung selera masing-masing. Tetapi, tentu saja, sebuah foto yang terlalu terang atau gelap justru akan mengaburkan obyek yang hendak dipotret dan tentu saja hal ini harus dihindari.
Memotret dalam ruangan yang remang-remang akan membutuhkan shutter speed yang lebih lamban dibandingkan kalau memotret di luar ruangan yang berlimpah cahaya.
Tajam Versus Blur
Penggunaan shutter speed yang terlalu lambat bisa membuat gambar/fokus tidak tajam. Dalam beberapa teknik seperti panning, justru ada blur yang diharapkan untuk memberi nilai artistik tersendiri pada foto.
Tetapi, tidak demikian halnya saat memotret pemandangan atau landscape, setting shutter speed lamban bisa menghasilkan foto yang tidak tajam atau fokus. Sesuatu yang tidak menyenangkan untuk dilihat.
Cepat versus Lambat
Shutter speed cepat biasanya dipakai untuk membekukan obyek yang bergerak.
Shutter speed lambat terkadang dipergunakan untuk memberikan efek dramatis, seperti membuat aliran air menjadi terlihat lebih putih dari aslinya.
Shutter speed lambat akan memerlukan pegangan yang stabil dalam bentuk tripod atau benda lain yang meredam goyangan tangan. Jika shutter speed lambat digunakan pada saat memotret dengan memegang kamera, hasilnya akan menjadi blur atau tidak tajam.
Standar Penggunaan Shutter Speed
Bervariasi.
Jangan lupa bahwa shutter speed adalah bagian dari trio yang dikenal sebagai segitiga exposure atau segitiga fotografi dan tidak berdiri sendiri. Jika ISO atau Aperture mengalami perubahan, maka besar kemungkinan settingan shutter speed harus berubah juga dan menyesuaikan.
Tetapi, ada sebuah panduan sederhana yang mungkin bisa dipergunakan untuk menentukan berapa setting shutter speed yang tepat untuk menghasilkan foto yang tajam dan jelas. Patokannya adalah terkait dengan focal length atau panjang fokus.
Rumusnya :
Kamera Full Frame ( equal dengan film 35 mm) :
Min shutter speed = 1/panjang focal length
Jika panjang focal length, misalkan, 200 mm, maka shutter speed minimal adalah 1/200 detik. Tentunya dalam kondisi pemotretan yang ketersediaan cahaya cukup dan juga tanpa lampu flash.
Kamera Prosumer atau dengn Sensor APS-C (cropped) :
Min Shutter speed = 1/panjang focal length X 2
Waktu yang diperlukan kamera dengan sensor yang lebih kecil harus lebih lamban. Sensor yang kecil memerlukan waktu yang lebih lama untuk menangkap volume cahaya yang sama.
Misalkan kamera full frame dengan focal length 200 mm memerlukan 1/200 detik, maka untuk kamera prosumer atau DSLR APS-C, shutter speed aman adalah 1/200 X 2 = 1/100 detik untuk menghasilkan foto yang sama.
Pengaturan Setting Shutter Speed pada Kamera
Merujuk pada kamera Prosumer atau DSLR, ada tiga cara pengaturan setting shutter speed pada kamera, yaitu :
- Auto : Kamera yang menentukan shutter speed (dan juga hal lainnya)
- Shutter Priority : Pemotret yang menentukan kecepatan shutter yang dikehendaki, sisanya akan diatur oleh kamera (Kode bisa S pada Nikon atau Prosumer, bisa juga Tv di Canon DSLR)
- Manual : Pemotret mengatur dan menentukna shutter speed, dan juga ISO ataupun Aperture. Kendali sepenuhnya di tangan fotografer.
Beberapa hal yang harus diingat tentang shutter speed
Untuk menyederhanakan berbagai teori yang terdengar rumit di atas, bisa dibuat sedikit patokan (tidak resmi), yaitu :
- Perhatikan panjang lensa, misal 55-250 mm, titik amannya agar foto yang dihasilkan tampak jelas adalah 1/250 mm (ambil focal length terjauh)
- Pada saat memotret dengan tangan (tanpa tripo atau yang lainnya), biasakan memakai 1/30 detik agar fotonya tidak blur. Meskipun lensa yang dipergunakan adalah 18 mm, jika memang ingin mendapatkan hasil yang tajam, 1/30 detik adalah batas aman. Lebih lambat dari itu cenderung menghasilkan foto yang tidak tajam
- Jika berada dalam kondisi yang minim cahaya, pastikan kamera sestabil mungkin. Penggunaan tripod atau meletakkan kamera di sebuah dudukan yang stabil akan membantu karena dalam kondisi seperti ini maka shutter speed yang dipergunakan harus lebih lambat dari biasanya
- Dalam kondisi minim cahaya, ambillah foto beberapa kali untuk memastikan
Itulah sedikit teori dari apa yang dinamakan shutter speed dalam fotografi. Tentu saja untuk bisa terbiasa dan mengerti tentang hal ini lebih dalam, tidak ada yang lebih baik lagi selain mencoba melakukannya sendiri.
Cobalah melakukan berbagai eksperimen dengan lensa yang ada dan pergunakan berbagai settingan shutter speed yang berbeda. Dengan begitu, Anda bisa menemukan mana yang terbaik dan cocok dengan ide dan apa yang dikehendaki.
Selamat mencoba!
Maknya mudauh dimengerti dan dipahami. Tapi saya terganjal benda atau kameranya, karena saya masih menggunakan kamera handphone. Sehingga tidak bisa mempraktekan secara langsung. Ingin membekukan gerakan cepat agar hasilnya bagus dan tidak ngeblur.
Bisa mas Djangkaru. Coba pakai mode sport yang ikonnya orang berlari itu. Itu fungsinya buat merekam benda yang bergerak