Ada kesalahpahaman yang biasa terjadi di kalangan pemula dalam menerjemahkan berbagai kode yang biasa ada di dunia fotografi. Seringkali hal ini membuat penggunaan peralatannya menjadi tidak maksimal.
Salah satu diantaranya adalah tentang angka Aperture atau Diafragma pada lensa, contohnya 1 : 3.5-5.6 yang tercantum pada lensa kit kamera DSLR, 18-55 mm (Nikon ataupun Canon). Banyak yang mengira bahwa lensa tersebut hanya bisa dipergunakan dengan kisaran aperture (F) 3.5 sampai 5.6 saja.
Sebenarnya tidak.
Lensa 18-55 bisa mencapai bukaan yang lebih sempit seperti 11 (f/11) atau 22 (f/22) tergantung pada kemampuan kameranya. Jadi, rentang angka aperture pada lensa tersebut harus diterjemahkan bahwa rentang bukaan/aperture yang bisa dicapai adalah 3.5-5.6 sampai 11/22.
Angka 3.5-5.6 adalah pertanda bahwa lensa itu adalah lensa zoom. Angka 3.5 akan dicapai pada focal length terjauh (55 mm) dan 5.6 pada focal length terdekat (18 mm).
Hal itu bisa terlihat saat menggunakan mode auto di layar kontrol dimana angkanya akan berubah-ubah menyesuaikan dengan situasi dan panjang lensa. Jika ingin mencobanya, silakan saja pergunakan mode Aperture Priority. Putar tombol putar sehingga mentok untuk menemukan aperture terbesar dan tersempit yang bisa dicapai lensa.
Pengetahuan kecil seperti ini akan membantu dalam menyesuaikan dengan situasi, terutama saat memotret pemandangan yang membutuhkan aperture “sempit” supaya detil terlihat jelas. Hal itu bisa dilakukan dengan bahkan dengan menggunakan lensa yang memiliki angka 1 : 1.4 sekalipun.