Viewfinder adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Inggris. Istilah ini terbentuk dari dua buah kata “view” = penglihatan/pemandangan/gambaran dan “finder” = penemu. Jadi kalau diartikan secara harfiah adalah “penemu pandangan/gambaran/atau penglihatan”.
Istilah ini mengacu pada salah satu bagian yang biasa terdapat pada kamera. Bentuknya berupa sebuah kotak “kaca” kecil berukuran sekitar 2 centimeter yang ada di bagian paling atas kamera (bisa lihat foto di atas sebagai gambaran).
Dalam bahasa Indonesia, istilah ini kerap disebut “jendela bidik” atau “kotak intip”.
Fungsi Viewfinder atau Jendela Bidik
Sesuai dengan namanya, viewfinder digunakan oleh fotografer untuk “menemukan” obyek yang akan menjadi fotonya. Dengan membidik melalui jendela bidik, seorang fotografer akan menentukan apa yang akan terlihat nanti di dalam fotonya.
Disinilah seorang fotografer akan mengatur komposisi foto yang akan dihasilkan, baik dalam penentuan psisi obyek, warna, dan lain sebagainya.
Apa yang terlihat di viewfinder adalah gambaran hasil jadi fotonya nanti.
Cara Kerja dan Jenis Viewfinder atau Jendela Bidik
Ada beberapa cara kerja viewfinder karena jenisnya pun tidak hanya satu saja.
1. Optical Viewfinder
Jendela bidik optik. Biasa dipakai di kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex)
Viewfinder jenis ini memakai serangkaian cermin yang akan mentransfer apa yang dilihat lensa hingga ke mata pemotret. Jadi, pemotret akan melihat gambaran sebenarnya langsung dari lensa dan pada saat yang sama.
Dua jenis rangkaian cermin itu dikenal dengan pentaprisma dan pentamirror. Sistem kerjanya sama, bedanya hanya pentaprisma akan memberikan ketajaman gambar lebih dibandingkan pentamirror. Tentunya harganya lebih mahal. Oleh karena itu, pentaprimas biasanya dipakai di kamera DSLR kelas high-end.
Pentamirror sendiri karena biasa dipakai di kamera kelas pemula, cermin yang dipakai bukanlah benar-benar cermin melainkan plastik untuk membuat harganya menjadi lebih murah. Hal ini mengakibatkan kualitas ketajaman fotonya menjadi di bawah pentaprisma.
2. Electronic ViefinderĀ (EVF)
Jendela bidik elektronik.
Cermin pada kamera digantikan perannya oleh sensor. Sensor inilah yang kemudian merekam data dari lensa kemudian mentransfernya ke viewfinder. Bisa dikata viewfinder jenis ini adalah layar monitor LCD mini.
Pemotret sebenarnya tidak melihat langsung, berbeda dengan jendela bidik optik, karena sudah melalui proses di sensor dan prosesor sebelum sampai ke mata pemotret.
Kamera yang memakai electronic viewfinder biasanya ukurannya lebih kecil karena beberapa bagian seperti cermin dan prisma sudah diganti dengan sensor.
Mirrorless dan kamera prosumer, seperti Fujifilm Finepix HS 35EXR adalah jenis kamera yang banyak menggunakan jendela bidik elektronik ini.
3. Lain-lain
Beberapa jenis kamera ‘point and shoot” (bidik dan jepret), seperti kamera saku menggunakan viewfinder yang berbeda dari kedua jenis di atas.
Kamera yang seperti ini memiliki viewfinder seperti dua jenis di atas. Viewfinder ini tidak berhubungan dengan lensa, jadi apa yang dilihat sang fotografer tidak sama dengan apa yang dilihat lensa.
Itulah beberapa jenis viewfinder atau jendela bidik.
Belakangan ini, banyak kamera, terutama yang mirrorless atau kamera prosumer menghilangkan viewfinder, baik untuk membuatnya menjadi murah atau agar menjadi ringkas dan lebih kecil.