Lensa fix 50 MM F/1.8 adalah salah satu lensa yang menjadi andalan para penggemar fotografi, terutama mereka yang gemar membuat bokeh. Hal itu memang bukan tanpa alasan karena lensa ini memang ditujukan untuk memberikan “kedalaman bidang atau Depth Of Field” yang sempit sehingga bisa menghasilkan latar belakang blur yang bisa menambah nilai estetika sebuah foto.
Memang, bokeh sendiri bisa dihasilkan bukan hanya dengan menggunakan lensa yang satu ini. Beberapa waktu yang lalu, saya juga bisa menghasilkan bokeh yang lumayan dengan mempergunakanlensa zoom 55-250 mm. Tetapi, hasil dari lensa fix 50 mm memang berbeda karena bokeh yang dihasilkan terkesan lebih halus.
Bagaimanapun lensa ini memang dilahirkan untuk memberi penekanan pada DOF dan mempermudah pemotret untuk mendapatkan bokeh.
Salah satu contohnya adalah foto di atas yang dibuat dengan menggunakan lensa fix 50 mm dari Canon dengan kamera , si entry level Canon EOS 700D.
Enak dilihatnya karena blurnya sangat halus dan obyeknya juga tetap tajam.
Harganya sendiri bisa dikata termasuk terjangkau. Sebuah lensa fix 50 MM F/1.8 STM memiliki harga antara 1.6-1.7 juta rupiah via Tokopedia. Bisa dikata tidak terlalu mahal dan masih dalam jangkauan para fotografer pemula (awal 2018).
Tips Menggunakan Lensa Fix 50 MM F/1.8 STM
Penggunaannya sendiri tidaklah seberapa sulit. Meskipun demikian, lensa ini akan membutuhkan pengguna untuk menyesuaikan diri dengan karakternya.
Beberapa tips yang bisa disarankan saat menggunakan lensa fix 50 mm F/1.8 STM adalah sebagai berikut :
- Lensa ini tidak memiliki zoom, jadi janganlah malas untuk bergerak maju dan mundur saat menentukan komposisi foto
- Prinsip standar dalam membuat bokeh tetap berlaku, yaitu obyek sedekat mungkin dengan kamera dan latar belakang sejauh mungkin. Kalau latar belakang berada terlalu dekat dengan obyek, hasil bokehnya kurang bagus
- Angka F/1.8 menunjukkan Depth of Field yang sempit dan hal ini berarti bagian yang tajam dalam bidang foto tidak lebar. Jadi, ukuran obyeknya harus disesuaikan
- Bila dipergunakan untuk memotret beberapa orang sekaligus, pastikan posisi mereka sejajar (jika menggunakan aperture besar seperti F/1.8 atau F/2.0). Kalau ada satu saja yang berdiri agak ke belakang, maka mereka yang berada di posisi belakang akan terlihat blur, tidak jelas (silakan lihat contoh di bawah)
- Lensa ini akan walau katanya sudah bisa melakukan autofocus dengan cepat, tetapi tetap membutuhkan waktu lebih lambat dari lensa zoom yang biasa saya pakai. Jadi, saat hendak memotret, tekanlah tombol shutter release setengah agar kamrea bisa terfokus dulu
- Perhatikan penggunaan mode pada kamera. Penggunaan mode auto kerap tidak bisa mendapatkan aperture terbesar, yaitu F/1.8 MM. Kamera akan menentukan sendiri dan seringnya angkanya berada di bawah itu, seperti F/2.0 dan sebagainya
- Mode terbaik adalah menggunakan Aperture Priority sehingga fotografer bisa mendapatkan aperture maksimal
- Lensa Fix 50 MM F/1.8 Canon memiliki dua opsi (yang juga tersedia pada lensa Nikon), yaitu Autofocus (AF) dan Manual Focus (MF). Bagi yang belum terbiasa, pergunakan AF saja sehingga kamera bisa langsung menyesuaikan faktor yang lain.
- Kalau menggunakan MF, putar ring yang terdapat di bagian depan lensa untuk memastikan bahwa obyeknya sudah terfokus oleh kamera
Tidak berbeda dengan lensa lainnya, lensa fix 50 mm ini akan memerlukan sang fotografer untuk membiasakan dengan karakternya, jika memang ingin memaksimalkan potensi yang ada di dalamnya.
Butuh waktu terutama bagi mereka yang terbiasa menggunakan lensa zoom, yang kadang membuat lupa kalau lensa ini tidak memilikinya. Hal lain yang tak kalah oentingnya juga adalah mengukur berapa ukuran obyek dalam bidang foto agar obyeknya tetap tajam dan fokus.
Setelah Anda bisa memahami hal ini semua, maka Anda akan bisa mengerti mengapa Lensa Fix 50 MM itu bisa disebut raja bokeh dan mengapa banyak fotografer yang gemar mempergunakannya.