Mengenal Istilah RAW Dalam Fotografi dan Keuntungan / Kekurangan Memotret Dengan Format Raw

Pernahkah Anda mendengar istilah RAW dalam fotografi? Pastilah sudah pernah. Mayoritas kamera digital, terutama prosumer, DSLR (Digital Single Lens Reflex), dan Mirrorless yang diproduksi pada masa sekarang akan menyediakan opsi untuk memotret dengan format RAW.

Hanya, mungkin banyak yang tidak menyadari dan tidak mengetahui apa itu format RAW sehingga jarang mempergunakannya.

Mengenal Istilah dan Format RAW Dalam Fotografi

Dalam bahasa Inggris, RAW berarti “Mentah”. Raw meat berarti daging mentah.

Lalu, dalam fotografi apa artinya? Banyak yang menduga kalau kata RAW itu sendiri merupakan singkatan dalam bahasa Inggris, tetapi kalau Anda menduga demikian, berarti Anda salah.

RAW dalam fotografi sama artinya dengan makna kata tersebut dalam bahasa Inggris, yaitu “MENTAH”.

Ya, mentah. Tidak berbeda dengan arti raw pada contoh kalimat di atas.

Untuk bisa memahami, tentunya perlu sedikit pengetahuan dasar tentang bagaimana menghasilkan sebuah foto. Sistemnya sebenarnya sama saja sejak masa lalu hingga saat ini.

Menghasilkan foto itu memerlukan dua tahap, yaitu tahap memotret dan tahap memproses.

Di masa ketika kamera masih analog, alias menggunakan negatif film, setelah pemotretan, negatif film akan dibawa ke “Darkroom” alias kamar gelap untuk diproses dan barulah dicetak di atas kertas.

Nah, dalam masa kamera digital, orang mengira proses tersebut dijadikan satu, tetapi sebenarnya tidak. Kedua proses tersebut tetap ada, hanya TIDAK TERLIHAT. Jika pada kamera analog, darkroom merupakan bagian terpisah dari kamera, pada zaman digital seperti sekarang si kamar gelap ada di dalam kamera itu sendiri.

Jangan lupakan kenyataan bahwa kamera digital pada dasarnya adalah sebuah komputer mini yang diperlengkapi dengan prosesor dan memori. Bagian-bagian inilah yang bertindak sebagai darkroom dalam kamera sebelum kemudian ditampilkan di layar LCD/LED yang ada di kamera.

Nah, karena kamera digital tidak lagi memakai negatif film, kamera akan menghasilkan sebuah “bahan mentah”, sebuah file yang biasanya memiliki ekstensi CR2. Inilah yang disebut dengan format RAW.

File ini kemudian diproses, lebih tepatnya dikompresi oleh kamera (sesuai standar yang sudah disediakan oleh pabrikan) dan dirubah menjadi format file yang umum digunakan untuk image, yaitu JPG atau JPEG. File JPG inilah yang ditampilkan di layar monitor.

Itulah yang disebut dengan istilah RAW. Jadi bisa disingkat,  RAW adalah sebuah format file yang dihasilkan oleh kamera digital dan belum mengalami pemrosesan alias masih mentah.

Fungsinya tidak berbeda dengan negatif film pada kamera analog.

Ciri-ciri Format RAW

Mudah sekali mengetahui apakah hasil foto kita berupa format RAW atau bukan kalau Anda tidak sengaja atau lupa setting kamera dan ragu apakah Anda memotret dengan format RAW atau JPG biasa . Walau terus terang, saya akan merasa aneh seorang fotografer lupa tentang hal ini, tapi, anyway, manusia adalah manusia yang penuh dengan kekhilafan.

Coba cek beberapa hal ini :

Ekstensi File (File Extention)

Istilahnya rumit, tetapi sebenarnya sering kita lihat. Lihat 3 huruf di bagian belakang nama file. Tiga huruf ini merupakan kode jenis format file tersebut dan menentukan dengan software apa file tersebut bisa dibuka.

Kalau bukan JPG, kemungkinan besar adalah file dengan format RAW.

Masing-masing produsen kamera sering mengeluarkan kode untuk format RAW sendiri-sendiri. Jadi file extention untuk format RAW bisa berbeda-beda tergantung jenis kamera.

Coba lihat beberapa kode file RAW di bawah ini.

.ari (Arri_Alexa) .mrw (Minolta, Konica Minolta)
.arw .srf .sr2 (Sony) .nef .nrw (Nikon)
.bay (Casio) .orf (Olympus)
.cri (Cintel) .pef .ptx (Pentax)
.crw .cr2 (Canon) .pxn (Logitech)
.cap .iiq .eip (Phase_One) .R3D (RED Digital Cinema)
.dcs .dcr .drf .k25 .kdc (Kodak) .raf (Fuji)
.dng (Adobe) .raw .rw2 (Panasonic)
.erf (Epson) .raw .rwl .dng (Leica)
.fff (Imacon/Hasselblad raw) .rwz (Rawzor)
.mef (Mamiya) .srw (Samsung)
.mdc (Minolta, Agfa) .x3f (Sigma)

Untuk melihat file extention, bisa pergunakan Windows Explorer di komputer Anda dan kemudian klik kanan pada file. Silakan lihat nama atau klik tab “details”. Data itu bisa terlihat disana.

Tidak Bisa Dibuka Di Sembarang Photo Editting Software

File RAW tidak bisa dibuka oleh semua photo editting software atau perangkat lunak pengubah citra.

Jadi kalau Anda mencoba membuka file dengan format RAW di Photoscape atau Paint, maka yang akan tampil adalah pesan kesalahan bahwa file tidak bisa dibuka.

Tetapi, ada cukup banyak software yang bisa langsung membuka file berformat raw tanpa perlu merubahnya ke JPG dulu, seperti Picasa atau Adobe Photoshop. Yang disebut pertama itu gratis alias tak berbayar.

Ukuran File

File berformat RAW berukuran besar. Bisa mencapai 3-4 kali lipat dari ukuran file JPG.

Sebuah foto JPG dengan ukuran 16-18 Megapixel memiliki ukuran file sekitar 6-7 Megabytes, tetapi foto yang sama dalam format RAW berukuran bisa mencapai 21-23 Megabytes.

Jadi, kalau dengan menggunakan Windows Explorer sudah terlihat ukuran sebesar itu, sudah pasti itu Format RAW.

Hal ini bisa terjadi karena file tersebut belum diproses dan dikompresi oleh prosesor. Tahap pemrosesan tidak dilakukan padahal kompresi adalah proses untuk memperkecil ukuran agar lebih efisien dan tidak memakan tempat.

Itulah arti istilah RAW dan format RAW.

kapal di tengah laut 2

Keuntungan dan Kelemahan Memotret Dengan Format RAW

Debuah fitur disediakan tentu ada tujuan dan maksudnya. Jelas bukan sekedar disediakan saja. Begitu juga dengan format RAW. Produsen kamera membuat kamera berdasarkan kebutuhan yang lahir dalam masyarakat pengguna.

Biasanya istilah RAW sangat populer di kalangan fotografer atau setidaknya penggemar fotografi dan bukan kalangan umum. Istilah RAW jarang terdengar di kalangan umum karena tujuan mereka menggunakan kamera berbeda dengan para penggemar fotografi.

Juga, kalaupun mereka sudah tahu, beberapa kelemahan saat memotret dengan format RAW akan membuat mereka malas menggunakannya.

Format RAW memang memiliki kelemahan, seperti :

  1. Ukuran file yang besar : tentunya akan mempercepat habisnya kapasitas memory card. Sebuah memory card yang seharusnya cukup untuk, misalkan 3000 file foto, kalau memotret memakai format RAW, maka kapasitas hanya cukup untuk 700 atau 800 foto saja
  2. Memerlukan proses tambahan : Penggemar selfie pasti tidak akan menyukai memotret dengan RAW. File RAW tidak bisa langsung disebarkan dan dibagikan via media sosial karena memang tidak bisa dibuka pada smartphone dan diunggah di media sosial. File RAW memerlukan proses tambahan pada komputer dengan software tertentu agar bisa dibagikan atau dilihat di perangkat umum. File itu harus diubah menjadi JPG dulu agar bisa dilihat umum
  3. Memperlambat kamera : bukan berarti kamera memotret lebih lambat dengan format RAW, tetapi setiap kamera memiliki buffer memory dan karena ukuran file besar maka buffer ini akan cepat penuh. Kalau hanya memotret single shoot maka hal itu tidak terasa tetapi ketika memakai burst mode atau continous shooting, maka buffer itu akan cepat penuh dan membuat kamera terasa agak lamban dalam merespon

Lalu, mengapa masih ada yang suka memotret dengan format RAW? Bukankah lebih praktis memotret biasa saja dengan format JPG?

Sebuah pertanyaan yang bagus tentunya?

MENGAPA?

mengenal istilah raw dan keuntungan memotret dengan format raw 6

Jawabannya karena ternyata memotret dengan format RAW membuka ruang kreatifitas yang lebih luas daripada dengan format JPG. Hal ini tentunya akan sangat bermanfaat dalam dunia fotografi yang mengandalkan kreatifitas.

Kualitas Yang Lebih Baik

Ingat penjelasan di atas dimana untuk merubah menjadi JPG, format RAW dikompresi atau dimampatkan menjadi berukuran kecil? Nah, tentunya kalau diperkecil akan ada bagian yang hilang dan dianggap tidak perlu.

Penilaian ini dibuat dengan softare bawaan kamera yang berarti hasil foto harus ikut pada standar sang produsen, bukan kemauan kita sendiri.

Dengan memotret memakai format RAW, semua data tersebut akan tetap ada karena format ini akan menyimpan semua data dari lensa dan sensor kamera seutuhnya.

Level Brighteness (Kecerahan)

Level kecerahan adalah jumlah tahap dari hitam ke putih. Semakin banyak level brightness, transisinya akan semakin detail dan halus.

JPG memiliki level brightness 256 level saja sedangkan RAW memiliki level antara 4.096 – 18.384 level. Hal ini kaan membantu dalam pengeditan foto.

Mengurangi Overexposed atau Underexposed

Istilah RAW juga menunjukkan bahwa file yang dihasilkan bisa lebih mudah diedit untuk mengurangi overexposed atau underexposed.

File berformat ini dapat mudah sekali diedit.

Mudah Melakukan Pengeditan White Balance

Memotret dengan JPG memang mudah, tetapi saat memotret dengan format ini, kamera menentukan sendiri white balance. Padahal white balance sangat penting dalam menghasilkan foto yang enak dilihat.

Format RAW akan merekam semua data dan menyediakan opsi yang lebih banyak dalam hal mengatur white balance.

Memiliki Lebih Banyak Detail

Yah, tanpa melalui proses kompresi pada kamera, file RAW akan tetap menyimpan banyak detail.

Hal ini sangat membantu memberikan ruang ketika fotografer ingin mempertajam fotonya dengan software seperti Adobe Lighroom dibandingkan dengan JPG.

Singkat kata, memotret dengan format RAW membuat seorang fotografer tidak perlu hanya harus mengikuti standar yang ditetapkan oleh produsen. Format ini memberikan ruang untuk berekspresi lebih jauh lagi.

Jika ditunjang dengan skill mengedit foto yang dimiliki, maka pemakaian format RAW akan semakin memperbesar kemungkinan untuk menghasilkan foto yang membuat orang “melongo”.

Yang Mana Yang Lebih Baik Antara RAW dan JPG?

mengenal istilah raw dan keuntungan memotret dengan format raw 8

Ini jenis pertanyaan umum tetapi salah.

Coba saja bayangkan seorang ibu rumah tangga yang hanya ingin merekam tumbuh kembang sang anak serta tidak memiliki kemampuan mengolah image? Apakah ia perlu memotret dengan format RAW? Ya tidak.

Sebaliknya seorang fotografer pernikahan (wedding  photographer) yang punya kemampuan untuk itu dan harus memuaskan pelanggannya tentu akan lebih bisa mencapai tujuannya kalau memotret dengan RAW.

RAW atau JPG adalah pilihan. Semua fotografer punya pilihan itu, kalau kamera mereka menyediakan. Memakainya atau tidak akan tergantung banyak hal, seperti pengetahuan, kondisi, situasi, dan banyak hal lainnya.

Hal itu tidak menandakan bahwa RAW lebih baik dari JPG atau sebaliknya. Keberadaan format RAW adalah untuk memberikan opsi atau pilihan.

Setelah membaca uraian tentang istilah RAW dan keuntungan menggunakannya tentu Anda sudah punya gambaran tersendiri. Mana yang cocok untuk Anda.

Pilihan ada di tangan Anda. Bukan saya.