Mengenal Kamera Prosumer, DSLR-Like, SuperZoom, atau Bridge Camera

Pernah dengar yang namanya kamera prosumer? Belum? Bagaimana dengan tiga istilah lainnya, DSLR-Like, Superzoom, atau Bridge Camera? Pernahkah Anda mendengarnya.

Mungkin, yang paling sering Anda dengar adalah istilah Superzoom dibandingkan ketiga istilah lainnya. Kata ini lebih sering dipergunakan oleh toko atau penjual kamera untuk menekankan mengenai kelebihan dari kamera jenis ini dibanding yang istilah yang lain.

Ketiga nama yang lain biasanya lebih dikenal di kalangan mereka yang menekuni fotografi dan di luar negeri karena istilahnya memang menggunakan bahasa Inggris.

Keempat istilah ini sebenarnya sama, mengacu pada sebuah kelas / kategori kamera. Anda mungkin sudah sering melihatnya tetapi tidak menyadari bahwa itu adalah kmera prosumer dan bukan kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex).

Nah, apa itu kamera prosumer, atau DSLR-Like, atau Bridge Camera, atau Superzoom?

Kamera Prosumer.

Kamera prosumer, secara singkat, adalah jenis kamera yang kelasnya berada di antara kamera saku (compact camera) dan kamera DSLR.  Oleh karena itu dalam bahasa Inggris kerap disebut juga dengan bridge camera atau kamera penghubung atau jembatan.

Kamera saku atau compact camera
Kamera Saku atau Compact Camera

Dengan istilah ini diibaratkan jenis kamera ini bisa menjembatani mereka yang hendak pindah dari sekedar memotret ke arah yang lebih serius lagi.

Kelas kamera ini memiliki ciri yang merupakan perpaduan dari kamera saku dan kamera DSLR. Dari kamera saku, kamera prosumer mewarisi sensornya yang kecil dan segi praktis dalam penggunaannya. Dari DSLR, kamera ini mendapatkan kemampuan zoom dan dalam beberapa jenis bentuk dan kemampuannya.

DSLR-Like

Dalam bahasa Indonesia artinya seperti DSLR, tetapi bukan DSLR.

Kamera prosumer memang memiliki beberapa hal yang mirip dengan kamera DSLR yang tidak ada pada kamera saku, seperti :

  • Bentuk

  • Kemampuan zoom

  • Kemampuan setting

Dalam bentuk, perhatikan dua foto dari Fujifilm Finepix HS 35 EXR yang merupakan kamera prosumer dan Canon EOS 700D.

mengenal kamera prosumer atau superzoom atau bridge camera atau DSLR-Like - Fujifilm Finepix HS 35EXR
Fujifilm Finepix HS 35 EXR – kamera prosumer
canon eos 700d dslr
Canon eos 700d DSLR

Susah dibedakan, bukan begitu? Hanya, bagi yang sudah terbiasa akan terlihat di bagian depan kamera prosumer tidak terdapat tombol untuk melepas dan memasang lensa. Dari situ bisa terlihat beda dari keduanya.

Kemampuan zoom bridge camera ini pun tidak kalah karena banyak kamera jenis ini yang memiliki kemampuan sama dalam hal zooming dengan lensa DSLR berukuran 135 hingga 200 mm.

Fitur setting pun mirip sekali dengan DSLR, banyak prosumer yang diperlengkapi dengan fitur Aperture Priority, Shutter Priority, dan ISO.

Itulah mengapa disebut dengan DSLR-Like, alias seperti DSLR.

Superzoom

Satu istilah yang sering dipergunakan oleh produsen atau penjual kamera adalah superzoom.

Penekanan pada kemampuan untuk melakukan zoom tanpa harus mengganti lensa adalah kekuatan dari kamera prosumer. Dibandingkan dengan DSLR yang terkadang harus melakukan pergantian lensa dengan focal length yang lebih panjang kalau hendak melakukan zooming, prosumer atau superzoom tidak perlu (dan tidak bisa melakukan itu).

Sebuah Fujifilm Finepix HS 35 EXR, prosumer mampu membesarkan obyek 30x dari posisi awal. Kira-kira kemampuannya setara dengan lensa 135 mm. Pada saat yang bersamaan ia mampu kembali ke posisi awal yang kira-kira sama dengan lensa 27 mm hanya dengan memutar ring pada lensanya.

Hal ini sulit dilakukan DSLR yang kebanyakan harus mengganti lensa jika mau melakukan hal itu. Sedang, jika dibandingkan kamera saku, maka jelas lebih besar kemampuannya karena rata-rata kamera saku hanya bisa mencapai 8-10x untuk zoomnya.

Kelebihan yang selalu ditekankan oleh mereka yang menjual kamera jenis ini.

Perbandingan Kamera Prosumer VS Kamera Saku

Bukan untuk menemukan apakah jenis kamera yang satu lebih baik dari jenis kamera yang lain. Tidak perlu melakukan hal itu karena kedua jenis ini memiliki fungsi yang berbeda dan ditargetkan untuk target pasar yang juga berbeda.

Membandingkan keduanya hanyalah untuk membantu yang mana kira-kira yang sesuai dengan kebutuhan.

Kelebihan :

Kamera prosumer memiliki kelebihan dalam hal jangkauan. Otomatis hal ini ada karena fitur zoom yang lebih besar dibandingkan kamera saku.

Selain itu adalah adanya fitur-fitur mirip dengan kamera DSLR. Hal ini bisa lebih mengembangkan kreatifitas pemegang superzoom dibandingkan kamera saku.

Belum ditambah dengan adanya fitur setting manual yang membuat pemiliknya juga bisa merasakan atau berlatih sebelum melangkah ke kamera yang lebih serius, DSLR atau Mirrorless.

Kekurangan :

Ukuran jelas lebih besar. Untuk membawa kamera ini tidak semudah membawa kamera saku yang cukup dengan memasukkan ke dalam kantung celana atau baju. Dibutuhkan tas untuk membawa kamera superzoom.

Hal ini juga membuat segi kepraktisan kamera prosumer masih kalah. Kamera saku bisa lebih cepat dioperasikan karena cukup mengeluarkan dari kantung dan kemudian langsung bisa memotret.

Dari segi harga, superzoom biasanya lebih mahal.

Perbandingan Kamera Prosumer VS Kamera DSLR

Meskipun kamera DSLR dianggap sebagai kamera “serius” dan lebih mahal harganya, tidak berarti dalam setiap sisi ia bisa mengungguli kamera superzoom. Ada cukup banyak sisi dimana DSLR harus mengakui kelebihan kamera prosumer.

Kelebihan :

Lebih praktis. Seperti sudah disebutkan di atas pemilik kamera superzoom bisa menggunakan zoomnya dengan cepat. Mereka cukup memutar ring yang ada pada lensa, sementara pemilik DSLR terkadang harus mengganti dan memilih lensa yang sesuai.

Apalagi kalau bepergian, kamera DSLR akan membutuhkan tas khusus untuk kamera dan lensa. Sedangkan superzoom cukup satu tas kesil saja.

Lebih ringan, meski mirip, tetapi berat kamera superzoom di bawah DSLR. Hal ini membuat tangan pemegang menjadi lebih tidak mudah lelah.

Harganya pun lebih rendah dibandingkan DSLR, bahkan untuk sekedar bodynya saja DSLR lebih mahal.

Kekurangan :

Harus diakui meskipun kamera prosumer menghasilkan foto yang cukup bagus dan enak dilihat, tetapi ketajamannya masih kurang dibandingkan DSLR.

Begitu juga dengan kemungkinan pengembangan ke depan. Sifat lensanya yang tetap tidak memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut. Sementara pada DSLR pengembangan bisa dilakukan karena banyak sekali tersedia jenis lensa untuk berbagai situasi.

Apakah Kamera Prosumer Cocok Buat Saya? Bagaimana dengan hasil fotonya?

Layak atau tidak, cocok atau tidak, semuanya akan tergantung pada kebutuhan setiap orang, yang tentunya berbeda.

Tetapi, teori mungkin tidak menjelaskan. Mungkin memperlihatkan hasilnya bisa lebih memberikan gambaran tentang hasil foto sebuah kamera prosumer. Toh, kita sedang berbicara tentang kamera.

Silakan lihat hasilnya di bawah ini. Semua ini adalah hasil dari kamera Fujifilm Finepix HS 35EXR, sebuah kamera prosumer.

Foto Pemandangan/Landscape :

Hasil Foto Kamera Prosumer atau Superzoom Finjifilm Finepix HS 35EXR

Foto Portrait :

Hasil Foto Kamera Prosumer - Fujifilm Finepix HS 35EXR

Foto Makro (Detail)

Hasil Foto Kamera Superzoom - Fujifilm Finepix HS 35EXR 3

Dan, banyak foto dalam blog ini juga dibuat dengan memakai kamera yang sama. Kalau Anda temukan foto-foto dengan kode Finepix HS 35EXR, berarti itu dibuat dengan kamera superzoom.

Cocok atau tidaknya kamera “jembatan” ini untuk memenuhi kebutuhan Anda, silakan dinilai sendiri. Tetapi, jika Anda hanya ingin mempergunakannya untuk mengabadikan kegiatan wisata, tumbuh kembangnya si kecil, dan hal-hal keseharian, kamera sekelas dengan si Finepix ini sudah lebih dari cukup.

Bahkan untuk mengabadikan pengalaman traveling atau perjalanan pun hasilnya tidak mengecewakan.

Juga, tidak perlu takut tidak akan bisa dicetak dalam ukuran besar. Banyak kamera prosumer yang memiliki resolusi besar, seperti 16 Megapixel seperti si Finepix HS 35EXR ini. Ukuran ini lebih dari cukup untuk dicetak di atas kertas ukuran 1 meter (bahkan lebih).

Sementara bila Anda ingin mempergunakannya untuk kegiatan bisnis, baik bisnis fotografi dan sejenisnya, menggunakan kamera DSLR akan lebih menguntungkan karena ketajaman hasil fotonya.

Silakan Anda nilai sendiri kebutuhan Anda.

Beberapa jenis kamera prosumer

Setiap produsen kamera akan mengeluarkan produk kamera prosumernya masing-masing. Canon memiliki Powershot, Nikon memproduksi Coolpix, Fuji menawarkan Finepix, dan Sony mengeluarkan Cybershot.

Kesemua ini biasanya merujuk pada kamera prosumer, DSLR-Like, Bridge Camera, atau Superzoom.

2 thoughts on “Mengenal Kamera Prosumer, DSLR-Like, SuperZoom, atau Bridge Camera”

  1. kamera Prosumer…sepertinya menjadi Impian saya untuk memilikinya,,,karena kelebihan yang sudah dijelaskan Pak Anton Pada Artikel diatas.

    Sekarang ini kira2 berapa harganya pak..?

    • Tidak mahal Kang.. Antara 2.5-3.5 juta saja sudah bisa dapat yang bagus.

      Banayk kelebihannya dan cukup untuk menjadi alat bantu mengambil foto untuk blog

Comments are closed.