Punya Tujuan dan Target Saat Belajar Fotografi Sangat Membantu

Pernah merasa sudah lama belajar fotografi tetapi hasil fotonya dirasa tidak menunjukkan perkembangan sama sekali? Tidak perlu merasa minder, banyak sekali orang yang merasakan hal yang sama.

Penyebab masalah utamanya sendiri ada pada 2 kata kunci yang sama dengan banyak hal yang lain, yaitu tujuan dan target.

Kedua hal itulah yang mendasari kesuksesan banyak orang dan dalam berbagai bidang, bukan hanya fotografi.

Kenapa bisa begitu?

Tujuan

Kata ini akan memberikan arah yang jelas dalam banyak hal. Misalkan saja, seorang ingin keluar rumah menghilangkan kebosanan, kemudian ia keluar begitu saja tanpa punya tujuan.

Hasilnya kemungkinan besar ia akan luntang lantung tidak jelas. Ia kemungkinan besar akan kehilangan arah dan tidak akan bisa mencapai tujuan.

Beda dengan seseorang yang punya tujuan. “Saya mau ke Dunia Fantasi”. Maka ia akan terpaksa berpikir bagaimana harus ke sana, dengan transportasi apa, berapa biaya, dan lain sebagainya.

Walaupun belum tentu berhasil, setidaknya ia sudah memiliki semacam kompas dan panduan tentang apa yang hendak dicapainya.

Begitu juga dalam dunia fotografi.

Seringkali yang menjadi masalah adalah ketidakjelasan tujuannya, jadi cara belajarnya pun ngacak.

Baca tips dan trik tentang flatlay yang terasa menarik, dicoba. Kemudian, ada artikel tentang teknik strobis, dicoba juga. Setiap habis membaca saran dari orang lain, semuanya dicoba.

Hasilnya? Ia akan kebingungan sendiri karena semua terasa ngambang, tidak jelas. Pemahamannya terhadap fotografi tidak dalam. Ia akan terombang-ambing dan mudah terpengaruh bujukan orang lain.

Semua akan terlihat bagus, semua akan terlihat menarik. Tidak bedanya sedang window shopping, tetapi pada akhirnya tidak ada yang benar-benar dikuasainya.

Ketiadaan tujuan lah yang menyebabkan hambatan ini.

Jadi, jika memang mau belajar fotografi secara serius, yang perlu dilakukan pertama kali adalah memiliki TARGET. Tidak perlu besar, yang kecil pun sudah cukup. Sebuah tujuan kecil lebih baik daripada tidak ada sama sekali karena tujuan kecil itu akan tetap memberikan arah yang jelas untuk dicapai.

Misalkan, saya ingin bisa memotret dengan baik supaya calon mertua senang. Tujuan kecil seperti itu saja sudah akan sangat membantu memahami apa yang harus dilakukan dan cara melakukannya.

Target

Sering disamakan dengan tujuan, tetapi saya memilih memisahkannya karena di dalamnya terdapat batasan-batasan yang lebih rinci.

Bisa dikata tujuan mencakup ruang lingkup besar yang menjiwai keseluruhan tindakan dan target adalah rincian dari usaha mencapai tujuan.

Kenapa harus memiliki target? Ya karena dengan begitu kita bisa memiliki motivasi dan dorongan dari dalam sendiri untuk mencapai sesuatu.

Misalkan,

  • saya ingin bisa menghasilkan foto makanan yang menarik dalam tiga bulan
  • saya ingin bisa teknik panning dalam dua minggu
  • saya ingin paham rule of thirds dalam waktu 1 bulan
  • saya ingin bisa memotret dalam ruang gelap karena calon mertua seorang satpam dan saya ingin memotretnya saat dia bertugas di malam hari

Di sana ada batasan waktu, ada tujuan kecil, dan ada hal spesifik yang harus dipelajari.

Target-target ini akan membuat pelajaran dan cara belajar lebih terarah dan tidak ngacak. Hal ini akan membantu juga kita fokus pada upgrade skill dalam jangka waktu tertentu.

Adanya target-target ini juga akan membuat kita lebih mudah belajar teorinya. Tidak serampangan.

Lebih rapi.

Itulah mengapa ada silabus dalam pengajaran di sekolah. Guru tidak mengajarkan sesuatu secara acak, mereka membuatnya terarah dengan tujuan akhir, siswanya lulus sekolah.

Tanpa silabus itu, guru akan kebingungan dan begitu juga muridnya.

Oleh karena itu, kalau hasil foto Anda terasa tetap jelek meski sudah lama memegang kamera, ada baiknya mempertanyakan kepada diri sendiri

  • Apakah saya punya tujuan dalam fotografi?
  • Apakah saya punya target?

Kalau belum, segeralah buat. Berikan arah yang jelas dan kemudian mulai lagi proses belajarnya dengan menggunakan tujuan dan target tadi sebagai panduan.

Tapi, Anda boleh kok berbeda pendapat. Silakan saja berikan saya pandangan Anda tentang hal ini lewat kolom komentar.

Leave a Comment