Pertanyaan yang sebenarnya tidak aneh dan rasanya ada di kepala banyak orang, terutama yang baru belajar memotret. Di era digital seperti sekarang, merupakan tempat yang pertama kali akan didatangi kalau hendak belajar sesuatu.
Sebagai “gudang ilmu” baru, sesuatu yang wajar kalau internet dijadikan sumber pertama tempat bertanya karena kemudahannya. Di dalamnya banyak orang berbagi banyak hal, termasuk di dalamnya adalah tentang tip dan trik memotret.
Tidak salah sama sekali kalau banyak orang melakukan hal ini. Wajar saja.
Hanya, biasanya setelah beberapa kali membaca artikel terkait tip dan trik memotret, mereka akan merasa kesal sendiri. Hasil foto dengan cara mengikuti apa yang diajarkan dalam sebuah artikel sering terasa tetap tidak menarik, jelek.
Akhirnya, wajar juga kalau pertanyaan itu kemudian timbul, “Sudah ikut tips dan trik yang diajarkan, kok hasilnya sama saja, tetap jelek?”.
Dimana salahnya?

Kemungkinan penyebab kegagalan itu banyak sekali, tidak terhitung jumlahnya. Hanya saja, kalau melihat kebiasaan dan pola belajar masyarakat di zaman sekarang, yang salah sebenarnya yang belajarnya.
Kunci utamanya ada dalam istilah “mentalitas instan”.
Semua ingin serba cepat, semua tidak mau capek, semua ingin segera berhasil.
Kalau memasak mie instan atau kopi instan sih mungkin sekali, tetapi kalau berkaitan dengan sebuah skill atau kemampuan, prinsip instan tidak berlaku.
Tidak ada seseorang yang bisa menjadi ahli di sebuah bidang hanya karena ia sudah membaca beberapa kali tulisan di internet. Tidak ada seorang chef yang bisa menjadi chef karena ia sudah membaca ribuan buku tentang memasak. Tidak ada seorang atlit menjadi atlit bagaimana cara menjadi atlit yang baik.
Butuh lebih dari sekedar kemampuan membaca dan memahami.
Butuh banyak hal lain, seperti latihan yang rutin dan kontinyu, kemauan untuk terus belajar, keberanian untuk berbuat salah, dan banyak hal lainnya. Semua harus terus dilakukan agar kemampuan bisa diupgrade dan terus diperbaiki.
Membaca artikel tip atau trik bisa menjadi salah satu cara untuk belajar, tetapi dalam diri harus ditanamkan bahwa pengetahuan yang dibaca itu tidak serta merta menjadikan pembacanya seorang ahli.
Ia harus berusaha terus mempraktekkan apa yang dipelajarinya. Misalkan, seseorang sudah membaca artikel tentang tips lighting untuk membuat foto terlihat cerah. Ia harus mempraktekkannya, melatihnya.
Hasil pertamanya umumnya jelek dan menyebalkan untuk dilihat. Namun, ia harus terus mencoba lagi dan lagi, sampai hasilnya memuaskan. Ia harus berani terus melakukan kesalahan dan menemukan solusinya.
Tanpa itu, skill yang diajarkan dalam artikel tip dan trik itu tidak ada gunanya. Tulisan itu pada dasarnya tidak akan memberikan skill apa-apa. Yang membuatnya menjadi skill adalah latihan terus menerus yang dijalankan.

Dan, pastinya, hal itu butuh pengorbanan dan waktu.
Tidak cukup hanya sekali dua kali berlatih kemudian berharap bahwa hasil foto sudah bisa enak dilihat, apalagi menyamai Darwis Triadi. Tidak mungkin sekali.
Perlu latihan yang sangat banyak untuk menguasai sebuah teknik. Seberapa cepat akan terganting pada kemauan dan usaha yang dilakukan. Tidak ada kepastian.
Yang jelas semakin rutin dilakukan, semakin terbiasa, semakin membaik kemampuan kita.
Hanya itu satu-satunya cara untuk bisa menguasai skill fotografi apapun, flatlay, landscape, model. Tidak ada jalan lain. Latihan dan kemauan belajar yang keras dan dalam waktu yang panjang adalah jalan yang harus ditempuh.
Sayangnya, pertanyaan “Sudah Mengikuti Tip dan Trik Memotret, Kok Hasil Foto Tetap Jelek?” mencerminkan sesuatu yang bertentangan dengan fakta di lapangan.
Belajar fotografi, memotret, butuh waktu yang lumayan panjang, sedangkan pertanyaan itu mencerminkan keinginan agar sebuah skill bisa dikuasai dengan cepat dan cara yang mudah, tidak merepotkan.
Sesuatu yang tidak mungkin terjadi.
Itulah alasan mengapa pertanyaan itu timbul di benak banyak orang saat mencoba mengikuti apa yang diajarkan sebuah artikel bersifat tip dan trik di internet. Mereka melupakan satu hal penting.
Mereka berharap semua bisa terjadi secara instan, cepat, mudah, dan tidak bikin capek.
Oleh karena itu, sejak awal mereka sebenarnya sudah “gagal” atau setidaknya sudah memperbesar kemungkinan kegagalan mereka. Mereka bermental instan dan pada akhirnya ketika menemukan jalan yang harus ditempuh tidak sesuai keinginan, mereka malas dan bingung mencari solusinya.

Nah kalau saya diminta untuk memberikan sebuah tip supaya hasil foto menarik, maka tip pertama yang akan saya sarankan adalah
“Buang keinginan untuk cepat bisa. Bersiaplah untuk belajar, latihan, belajar, dan terus seperti itu. Buang mentalitas instan dari kepala”
Hanya dengan begitu hasil foto yang menarik sesuai keinginan bisa didapatkan. Kalau tidak mau, yo wis, tapi sebaiknya jangan berharap ada kemajuan.
Monggo.