Untuk menghasilkan foto yang bisa memuaskan klien, tidak bisa hanya sekedar mengandalkan pada skill memotret seorang fotografer. Butuh lebih dari itu. Salah satu di antara berbagai faktor yang menentukan adalah tentang komunikasi dengan klien atau pengguna jasa fotografi.
Mengapa hal itu penting? Karena, ketika kita dibayar untuk memotret, maka seorang fotografer tidak lagi bisa memotret sesuai kemauannya saja. Ia saat itu sedang bekerja untuk orang yang membayar jasanya. Dengan demikian hal paling penting saat itu bukanlah keinginan pemotretnya, tetapi apa yang dikehendaki sang klien harus mendapat prioritas paling penting.
Untuk itulah seorang atau tim fotografer harus mampu membangun interaksi yang baik dengan pengguna jasa mereka.
Tanpa itu, potensi terjadinya masalah akan membesar. Apalagi penilaian tentang karya fotografi adalah sesuatu yang subyektif dan tanpa komunikasi kesalahpahaman sangat mungkin terjadi.
Guna meminimalisir kemungkinan masalah itu, ada beberapa tips komunikasi dengan klien yang bisa seorang/tim fotografer lakukan, seperti
- pastinya, gunakan bahasa yang sopan dan santun seperti layaknya penjual terhadap pembeli
- Ajukan pertanyaan tentang kebutuhan mereka, bukan sekedar jenis foto, tetapi juga tujuan pemakaian foto. Hal ini akan membantu memberikan gambaran tentang apa yang harus dihasilkan
- tanyakan apakah mereka memiliki konsep yang harus diterapkan pada sesi pemotretan agar kita bisa mendapatkan ide tentang peralatan atau teknik yang harus digunakan
- jika mereka tidak punya gambaran atau konsep yang jelas, ajukan dan berikan contoh dari konsep yang diajukan
- tanyakan lokasi dimana pemotretan harus dilakukan, indoor atau outdoor, agar perlengkapan pencahayaan bisa disiapkan jika diperlukan
- berikan penjelasan tentang batasan atau keterbatasan yang dimiliki, serta kelebihan atau kekurangan yang mungkin terjadi. Banyak calon klien yang tidak memahami hal tersebut dan butuh panduan dari fotografernya
- Ajukan pertanyaan tentang kostum/pakaian/atau perlengkapan lain yang akan diperlukan untuk menghasilkan foto sesuai permintaan. Selain itu, pakaian apa yang harus dipergunakan oleh tim fotografer untuk menyesuaikan dengan situasi sebuah acara
- tanyakan waktu , bukan hanya tentang sesi pemotretan, tetapi juga kapan hasil foto harus selesai
- tanyakan jumlah peserta jika jasa fotografi yang diperlukan berupa liputan karena akan menyangkut jumlah tim fotografer yang diperlukan
- minta susunan acara jika yang jasa yang diperlukan adalah liputan jenis apapun agar tim bisa mengantisipasi dan bersiap untuk mendapatkan foto di setiap sesi acara
- Ajukan pertanyaan tentang tone warna yang diinginkan karena selera setiap orang berbeda. Hal ini akan membantu dalam setting kamera, pencahayaan, dan juga saat post-processing (pengeditan) foto

- pertanyaan tentang apakah foto perlu dicetak atau tidak, cara pengiriman, jenis kertas foto yang dipergunakan juga jangan sampai dilupakan
- minta daftar orang-orang penting yang harus mendapatkan prioritas untuk didapatkan fotonya, terutama dalam pemotretan pernikahan atau acara khusus. Dengan begitu kemungkinan terlewat tidak terjadi
- berikan penawaran beserta rincian, termasuk jumlah anggota tim yang harus turun, peralatan yang harus digunakan, dan ongkos yang harus diproduksi
- karena ini tentang bisnis, negosiasikan cara pembayaran yang nyaman bagi kedua belah pihak
Baca juga
Terperinci. Semakin rinci, semakin baik.
Jika memang masih ada lagi yang perlu diajukan kepada klien, selain yang disebut di atas, jangan ragu untuk meminta penjelasan. Hal itu demi kebaikan bersama.
Namun, yang harus dicatat adalah meski semua hal ini sudah dikomunikasikan kepada klien, bukan berarti masalah tidak akan timbul. Mengingat karakter dari bisnis fotografi yang cenderung subyektif dan sesuai selera, tetap akan ada kemungkinan masalah timbul.
Hanya saja, semakin baik komunikasi dengan klien, maka semakin banyak informasi dan kejelasan seperti apa sesi pemotretan harus dilakukan. Gambaran tentang itu akan semakin jelas dan potensi masalah bisa dijaga seminimal mungkin.