Memotret di malam hari itu bikin serba salah. Tidak memakai flash/lampu kilat dan meninggikan ISO, hasilnya kerap banyak noise. Apalagi kalau pencahayaan kurang, hasilnya foto seperti berbintik-bintik dan jumlahnya banyak.
Tetapi, memakai flash juga kerap merepotkan. Cahaya flash/lampu kilat yang terlalu kuat membuat mata obyek sering menjadi seperti mata “robot” atau “kucing” yang berkilat kalau terkena sinar. Padahal, mata manusia tidak memiliki selaput tapetum lucidum yang menjadi penyebab mata hewan dapat bersinar di malam hari.
Kerepotan itulah yang terjadi beberapa waktu lalu saat mencoba hunting foto di ajang Cap Go Meh Bogor 2018. Parade yang dimulai pada sore hingga malam benar-benar merupakan tantangan tersendiri.
Terutama karena flash yang diandalkan hanyalah built-in flash si Canon 700D yang sudah diketahui cahayanya sering terlalu kuat.
Hasilnya, selain mata merah pada obyek, ya mata obyek yang berkilau seperti mata “robot” atau vampir.
Mengesalkan.
Hanya setelah beberapa kali mencoba, pada akhirnya hal itu bisa diatasi dengan mengatur jarak agar kilatan cahaya flash tidak terlalu keras menerpa. Meskipun, tantangan lain hadir dimana hasil foto menjadi cenderung underexposed alias gelap.
Tetapi, mungkin karena itulah fotografi terasa menyenangkan. Tidak ada kepastian karena terlalu banyak faktor yang harus diperhatikan. Pemotret harus terus berpikir dan berusaha menemukan racikan yang pas.
Mungkin. Walau tetap saja menyebalkan kalau melihat hasil fotonya.
