3 Pertanyaan Untuk Memilih Genre Fotografi Yang Sesuai

Ciliwung, Bogor, September 2019

Susah-susah mudah. Disebut susah juga tidak, disebut gampang, ternyata banyak juga yang bingung. Tetapi, begitulah kenyataan yang dihadapi banyak orang untuk menemukan genre fotografi yang sesuai dengan dirinya.

Dunia fotografi memang menyediakan begitu banyak hal menarik. Hanya saja, “banyak” itu sering memusingkan karena terlalu banyak pilihan.

Ketika melihat foto hasil karya fotografer yang menekuni genre human interest, kita tertarik pada kedalaman emosi yang ditampilkan dalam fotonya. Melihat foto karya penggemar fotografi portrait (potret), tidak jarang kita terpesona melihat kecantikannya. Belum lagi genre fotografi jalanan, kerap kita dikejutkan akan betapa indahnya sesuatu yang dihasilkan dari sesuatu yang sebenarnya membosankan.

Pilihan begitu banyak dan semua menampilkan “keindahan” dengan cara masing-masing.

Tetapi, mau tidak mau, terkadang kita harus memilih salah satu saja untuk ditekuni. Bukan berarti tidak boleh mempelajari semuanya, tetapi bagaimanapun, sebagai manusia, kita tidak akan bisa menjadi ahli dalam semua hal.

Akan lebih baik kalau kita memilih satu sebagai yang utama sehingga waktu dan tenaga bisa difokuskan untuk memperdalam pengetahuan dan keahlian.

Meski, sudah pasti tetap saja tidak mudah untuk memilih yang terbaik di antara yang bagus.

Lalu, bagaimana cara menemukan genre fotografi yang cocok dengan diri kita ?

Tidak ada jawaban pasti dan semua orang pasti memiliki caranya sendiri, tetapi ada 3 pertanyaan yang mungkin bisa membantu menemukan genre kita.

Ketiga pertanyaan itu adalah

1) Apa Tujuan Saya Menekuni Fotografi?

Yap, hal pertama yang harus ditanyakan kepada diri sendiri adalah tujuan kita menekuni fotografi.

Apakah untuk uang ? Apakah sekedar untuk kesenangan ? Apakah untuk pemuasan ego saja ? Pamer ? Menyenangkan mertua ? Dan lain sebagainya.

Penting untuk mengetahui “tujuan” karena dari sana kita bisa menemukan banyak hal, mulai dari genre, sampai jenis kamera.

Contoh, seseorang yang memang memiliki tujuan untuk menghasilkan uang dari fotografi, sebaiknya tidak memilih genre fotografi jalanan dengan obyek yang acak. Jarang orang mau membeli foto dari sesuatu yang biasa mereka lihat dalam kehidupan.

Sebaiknya, mereka memilih fotografi portrait . Kok bisa? Ya, karena disana pasarnya luas sekali, contohnya foto pre-wedding dan foto pernikahan bisa dikategorikan termasuk portrait.

Pasarnya luas dan pengguna jasa akan mau membayar untuk foto yang dihasilkan.

Iya kan ?

Tetapi, kalu niatnya untuk bersenang-senang dan menikmati fotografi, fotografi jalanan bisa menjadi pilihan.

2) Apa Yang Anda Sukai ?

Passion itu bisa diartikan secara sederhana sebagai suka. Tidak tepat, tetapi artinya mirip yaitu ketika kita merasa gembira dan senang untuk melakukan hal itu.

Jadi, cobalah pertanyakan kepada diri sendiri jenis obyek apa yang paling kita sukai saat memotret. Obyek apa yang langganan menjadi sasaran kamera kita? Mana yang paling terasa menyenangkan dan paling membuat diri kita bersemangat?

Temukan jawaban terhadap ini dan 50% Anda sudah akan bisa menemukan genre yang sesuai untuk Anda.

3)  Siapa Fotografer Idola Anda ?

Kita menyukai seseorang pasti ada alasannya. Begitu juga kalau kita mengidolakan seorang fotografer. Hal itu biasanya karena kita pernah melihat hasil karyanya dan merasa terilhami.

Jadi, mengapa tidak coba tanyakan kepada diri sendiri siapa fotografer idola kita? Mengapa kita menyukainya?

Disana rasanya pasti ada sekelumit penjelasan genre apa yang sang idola pakai dan bukan tidak mungkin kita menyukainya karena passion kita adalah tentang hal yang sama.

Iya kan?

3 Pertanyaan Untuk Memilih Genre Fotografi Yang Sesuai

Bagaimana kalau tetap tidak bisa menemukan jawabannya?

Tidak perlu dipikirkan. Terus saja memotret dan biarkan hati yang berbicara. Terkadang yang terpenting dari semua itu bukanlah melekatkan diri kita pada sebuah kelompok atau aliran.

Yang terpenting terkadang ada di depan mata, yaitu menikmati fotografi itu sendiri. Mencintai dan merasakan sensasi ketika mengarahkan kamera ke obyek dan menekan tombol shutter release.

Mungkin itu sudah lebih dari cukup.

Biarkan saja orang lain yang memilihkan “genre” untuk kita dengan interpretasi masing-masing.

Dan, itulah yang saya lakukan, karena saya tidak tahu genre fotografi yang saya anut. Saya tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas dengan gamblang dan pasti.

Bisa bantu menemukan jawabannya untuk saya?